Kadangkala perusahaan melakukan perubahan skala besar dalam digitalisasi sebagai upaya untuk mencapai kemajuan yang maksimal. Keputusan tersebut tidak selalu salah, tetapi resistensinya akan semakin besar.
Digitalisasi dapat dilakukan bertahap atau hanya ditambahkan sebagai sebuah entitas tertentu yang dibutuhkan diantara semua proses bisnis yang ada di perusahaan. Jika harus diterapkan pada pengembangan produk, dapat dibatasi pada hal-hal tertentu.
General Electric, perusahaan teknologi yang mencakup multi-industri, justru mengalami kerugian setelah melakukan pengembangan produk dalam skala besar.
Pada 2011, GE memulai upaya membangun platform Internet of Things (IoT) yang besar, menambahkan sensor ke produk dan mengubah model bisnis untuk produk industri. GE juga menciptakan unit bisnis baru yang disebut GE Digital. Tujuannya adalah untuk meningkatkan data agar GE menjadi pembangkit tenaga teknologi. Tidak hanya itu, GE terus mengembangkan produk lain secara bersamaan. Selain itu, GE juga meluncurkan platform perangkat lunak yang disebut “Predix†untuk pengembang internal dan eksternal.
Meskipun menggelontorkan miliaran dolar dan ribuan karyawannya, harga saham perusahaan terus turun. GE memutuskan kembali fokus pada tujuan utama dan pendapatan jangka pendek daripada tujuan dan pengembangan inovasi jangka panjang.
GE mencoba melakukan banyak digitalisasi secara bersamaan, tanpa visi yang benar tentang apa yang ingin dicapai.
Transformasi Digital dalam skala besar bukan sesuatu yang sederhana. Ketika pemilihan teknologi dan penerapannya tepat, hasilnya akan luar biasa. Jika terjadi sebaliknya, justru bisa sangat mahal dan menjerumuskan perusahaan.